A. D E F I N I S I
Organisasi memiliki definisi secara umum yaitu sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek, dimana nantinya orang-orang didalam organisasi tersebut akan berusaha mencapai tujuan bersama.
Menurut Dance & Larson (1976), dimana dia mencoba mendifinisikan arti dari komunikasi organisasi yaitu sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.
Karena fokus kita adalah komunikasi organisasi diantara anggota-anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Dimana sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara lusinan atau bahkan raturan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka yang dimana pikiran, keputusan, dan perilaku diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi dan aturan-aturan yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola dan memimpin serta motivasi yang diikuti kemungkinan-kemungkinan berbeda.
Definisi Interpretif Komunikasi Organisasi
Definisi tradisional ( fungsional dan objektif ) komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu "Batas organisasional (organizational boundary)".
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah "perilaku pengorganisasian" yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat, dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Manusia telah menciptakan realitas mereka , dimana bahwa realitas (organisasi) mereka adalah suatu kontruksi subjektif yang mampu lenyap saat anggota-anggotanya tidak lagi menganggap demikian. lebih jelasnya , komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah suatu organisasi. "Objektif" atas organisasi menekankan struktur, sementara organisasi berdasarkan pandangan "subjektif" menekankan proses. Intinya komunikasi lebih daripada sekedar alat, ia adalah cara berpikir.
B. JENIS PROSES KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI INTERNAL
adalah komunikasi yang kerap terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan/ide di antara para administrator/pejabat dalam organisasi tersebut dengan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan serta dapat dioperasikan dan ditata dengan manajement yang baik.
2. KOMUNIKASI EKSTERNAL
adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan audience di luar organisasi, atau para relasi-relasi bisnis yang masih mencakup dalam urusan organsisasi tersebut.
3. KOMUNIKASI HORISONTAL
adalah komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf atau bisa dikatakan secara sejajar dalam jabatan. Biasanya berlangsung secara tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi ini terjadi tidak dalam suasana kerja ,employee relation sehingga sering timbul rumours, grapevine, gossip.
4. KOMUNIKASI DIAGONAL
adalah komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
C. IMPLIKASI MANAJERIAL
Peran manajerial apa saja dalam pengimplikasian dalam suatu organisasi akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Peranan yang bersifat interpersonal, artinya karena organisasi merupakan berbagai jenjang hierarki yang sistematis, yang masing-masing menunjukkan tingkat, kedudukan, status, batas wewenang dan tanggung jawab serta ruang lingkup kegiatan, setiap pimpinan diharapkan dapat berperan selaku simbol persatuan kelompok kerja, sebagai pemimpin dan sebagai tokoh penghubung antara seorang dengan orang lain dan antara suatu kelompok kerja dengan kelompok kerja lain.
2. Peranan informasional, artinya bahwa setiap manager diharapkan dan bahkan dituntut untuk menjadi pusat ingatan suatu kerja sebagai keseluruhan, disamping peranannya selaku penyebar luas informasi dan selaku juru bicara. Seseorang dapat dikatakan selaku pusat ingatan bagi satuan kerja dengan alasan bahwa manager itulah satu-satunya orang dalam satuan kerja yang mempunyai pengetahuan dan informasi yang menyeluruh tentang satuan kerja yang dipimpinnya karena para karyawan mungkin hanya memiliki pengetahuan dan informasi yang sebatas hanya kepada bidang pokoknya saja atau kegiatan utamanya saja.
3. Peranan selaku pengambilan keputusan, artinya dimana peranan dalam pengambilan keputusan disini disudutkan pada beberapa hal seperti :
a. Keputusan yang sifatnya organisasional, baik dalam arti organisasi sebagai keseluruhan maupun keputusan hanya menyangkut bagian tertentu daripada organisasi.
b. Pengambilan keputusan dalam hal penyelesaian gangguan yang mungkin timbul
c. pengambilan keputusan dalam arti pengalokasian daripada sumber dana dan daya yan tersedia akan tetapi besifat terbatas.
d. pengambilan keputusan dalam arti melakukan negoisasi dengan berbagai pihak diluar satuan kerja yang bersangkutan.
Sumber Refrensi :
Dance, Frank E.X., dan Carl E.Larson ,The Function of Human Communication : A Theoretical Approach. New York : Holt, Rinehart & Winston, 1976 terjemahan oleh Deddy Mulyana, M.A.,PH.D.
James MacGregor Burns, Leadership. New York, 1978 editor oleh Prof. DR. Sondang P.Siagian
Daftar Pustaka :
Siagian, Sondang P, Organisasi kepemimpinan & perilaku Administrasi, Cet. 13 - Jakarta : Toko Gunung Agung, 1995.
Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1998.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.
Karena fokus kita adalah komunikasi organisasi diantara anggota-anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Dimana sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara lusinan atau bahkan raturan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang menghubungkan mereka yang dimana pikiran, keputusan, dan perilaku diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi dan aturan-aturan yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola dan memimpin serta motivasi yang diikuti kemungkinan-kemungkinan berbeda.
Definisi Interpretif Komunikasi Organisasi
Definisi tradisional ( fungsional dan objektif ) komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu "Batas organisasional (organizational boundary)".
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah "perilaku pengorganisasian" yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat, dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Manusia telah menciptakan realitas mereka , dimana bahwa realitas (organisasi) mereka adalah suatu kontruksi subjektif yang mampu lenyap saat anggota-anggotanya tidak lagi menganggap demikian. lebih jelasnya , komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah suatu organisasi. "Objektif" atas organisasi menekankan struktur, sementara organisasi berdasarkan pandangan "subjektif" menekankan proses. Intinya komunikasi lebih daripada sekedar alat, ia adalah cara berpikir.
B. JENIS PROSES KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI INTERNAL
adalah komunikasi yang kerap terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan/ide di antara para administrator/pejabat dalam organisasi tersebut dengan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan serta dapat dioperasikan dan ditata dengan manajement yang baik.
2. KOMUNIKASI EKSTERNAL
adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan audience di luar organisasi, atau para relasi-relasi bisnis yang masih mencakup dalam urusan organsisasi tersebut.
3. KOMUNIKASI HORISONTAL
adalah komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf atau bisa dikatakan secara sejajar dalam jabatan. Biasanya berlangsung secara tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi ini terjadi tidak dalam suasana kerja ,employee relation sehingga sering timbul rumours, grapevine, gossip.
4. KOMUNIKASI DIAGONAL
adalah komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
C. IMPLIKASI MANAJERIAL
Peran manajerial apa saja dalam pengimplikasian dalam suatu organisasi akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Peranan yang bersifat interpersonal, artinya karena organisasi merupakan berbagai jenjang hierarki yang sistematis, yang masing-masing menunjukkan tingkat, kedudukan, status, batas wewenang dan tanggung jawab serta ruang lingkup kegiatan, setiap pimpinan diharapkan dapat berperan selaku simbol persatuan kelompok kerja, sebagai pemimpin dan sebagai tokoh penghubung antara seorang dengan orang lain dan antara suatu kelompok kerja dengan kelompok kerja lain.
2. Peranan informasional, artinya bahwa setiap manager diharapkan dan bahkan dituntut untuk menjadi pusat ingatan suatu kerja sebagai keseluruhan, disamping peranannya selaku penyebar luas informasi dan selaku juru bicara. Seseorang dapat dikatakan selaku pusat ingatan bagi satuan kerja dengan alasan bahwa manager itulah satu-satunya orang dalam satuan kerja yang mempunyai pengetahuan dan informasi yang menyeluruh tentang satuan kerja yang dipimpinnya karena para karyawan mungkin hanya memiliki pengetahuan dan informasi yang sebatas hanya kepada bidang pokoknya saja atau kegiatan utamanya saja.
3. Peranan selaku pengambilan keputusan, artinya dimana peranan dalam pengambilan keputusan disini disudutkan pada beberapa hal seperti :
a. Keputusan yang sifatnya organisasional, baik dalam arti organisasi sebagai keseluruhan maupun keputusan hanya menyangkut bagian tertentu daripada organisasi.
b. Pengambilan keputusan dalam hal penyelesaian gangguan yang mungkin timbul
c. pengambilan keputusan dalam arti pengalokasian daripada sumber dana dan daya yan tersedia akan tetapi besifat terbatas.
d. pengambilan keputusan dalam arti melakukan negoisasi dengan berbagai pihak diluar satuan kerja yang bersangkutan.
Sumber Refrensi :
Dance, Frank E.X., dan Carl E.Larson ,The Function of Human Communication : A Theoretical Approach. New York : Holt, Rinehart & Winston, 1976 terjemahan oleh Deddy Mulyana, M.A.,PH.D.
James MacGregor Burns, Leadership. New York, 1978 editor oleh Prof. DR. Sondang P.Siagian
Daftar Pustaka :
Siagian, Sondang P, Organisasi kepemimpinan & perilaku Administrasi, Cet. 13 - Jakarta : Toko Gunung Agung, 1995.
Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar