Wacana ilmiah adalah wacana yang
memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan tesis, skripsi, dan disertasi.
Contoh wacana ilmiah :
Analisis
Pengaruh Pemberdayaan Guru Terhadap Kinerjanya Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan di Sekolah Dasar Kota Surabaya
PENDAHULUAN.
Upaya Pemerintah terhadap pemerintah tenaga guru sebenarnya telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan. Ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya. Kualitas profesi tenaga guru selalu diupayakan, baik melalui ketentuan kualifikasi pendidikannya maupun kegiatan in-service training, dengan berbagai bentuknya, seperti: pendidikan dan latihan (diklat), penataran dan pelibatan dalam berbagai seminar untuk meng-updatewawasannya dalam kompetensi pedagogi dan akademik. Pemerintah mulai menyadari betapa strategisnya peran tenaga guru dalam mengantarkan generasi muda untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama. Sejarah peradaban dan kemajuan bangsa-bangsa di dunia membelajarkan pada kita bahwa bukan sumber daya alam (SDA) melimpah yang dominan mengantarkan bangsa tersebut menuju pada kemakmuran, tetapi ketangguhan daya saing dan keunggulan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi (ipteks) bangsa tersebutlah yang berperanan untuk meraup kesejahteraan. Bahkan SDM yang menguasai ipteks cenderung memanfaatkan teknologinya untuk menguasai SDA bangsa lain.
Upaya Pemerintah terhadap pemerintah tenaga guru sebenarnya telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan. Ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya. Kualitas profesi tenaga guru selalu diupayakan, baik melalui ketentuan kualifikasi pendidikannya maupun kegiatan in-service training, dengan berbagai bentuknya, seperti: pendidikan dan latihan (diklat), penataran dan pelibatan dalam berbagai seminar untuk meng-updatewawasannya dalam kompetensi pedagogi dan akademik. Pemerintah mulai menyadari betapa strategisnya peran tenaga guru dalam mengantarkan generasi muda untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama. Sejarah peradaban dan kemajuan bangsa-bangsa di dunia membelajarkan pada kita bahwa bukan sumber daya alam (SDA) melimpah yang dominan mengantarkan bangsa tersebut menuju pada kemakmuran, tetapi ketangguhan daya saing dan keunggulan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi (ipteks) bangsa tersebutlah yang berperanan untuk meraup kesejahteraan. Bahkan SDM yang menguasai ipteks cenderung memanfaatkan teknologinya untuk menguasai SDA bangsa lain.
B.
Wacana Semi
Ilmiah
Wacana
Semi Ilmiah adalah
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah.
Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel,
roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
Contoh Wacana Semi Ilmiah :
KELAPARAN JADI PERHATIAN SERIUS
Indeks Kelaparan Dunia (GHI) tahun 2008 menunjukkan bahwa kelaparan masih merupakan perhatian serius di dunia dan terjadi perkembangan lambat dalam mengurangi keamanan pangan. Negara yang memiliki nilai GHI tertinggi kebanyakan berada di wilayah Sub-Saharan Africa dan Asia Selatan. Negara di daftar paling bawah meliputi Republik Demokrasi Kongo, Eritrea, Burundi, Republik Niger, dan Sierra Leone. Hal ini merupakan beberapa penemuan yang tertuang dalam “The Challenge of Hunger 2008: Global Hunger Index” yang dipublikasikan oleh Welthungerhilfe, International Food Policy Research Institute (IFPRI), dan Concern Worldwide. Klaus von Grebmer dan rekannya menyimpulkan bahwa pemecahan krisis pangan tersebut akan memerlukan beberapa inisiatif seperti bantuan pangan lebih bagi masyarakat miskin,
investasi lebih besar dalam bidang pertanian, dan batasan untuk menenangkan pasar pangan global.
C.
Wacana
Non-Ilmiah
Wacana
Non-Ilmiah adalah penulisan yang tidak terikat dalam ragam bahasa baku. Contoh
anekdot, opini, reportase, cerpen.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif, Situasi didramatisi , dan bersifat persuasif.
Contoh Wacana
Non-Ilmiah :
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik
bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang
berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding
Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu
bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja
pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari
perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu
menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi
Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya
pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak
akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja
Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata
manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap
berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi
Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang
dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh
dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan
suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti
perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan
kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau
busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak
tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi
sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya.
Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah
mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu
Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan
kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak
menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau
terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari
negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa
tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang
memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya,
malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung
penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan
sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya
bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau.
Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan
itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada
tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi
lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa
untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang
disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.
Sumber :
http://elfazri.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-wacana-ilmiah-non.htmlhttp://justfrisca.blogspot.com/2012/10/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan.html
https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/kisah-nyi-roro-kidul/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar